Perilaku Menyimpang
Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sosiologi
Disusun Oleh :
1.
Amanda Meuthia
R. (04)
2.
Desi Choiriyani (09)
3.
Lailatul
Isnaini R. (14)
4.
Putri Innas F. (18)
5.
Via Agustin P. (27)
SMA NEGERI 17 SURABAYA
JL. Raya Rungkut Asri Tengah Komp.
YKP Surabaya
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat
rahmat serta hidayah – Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Perilaku Menyimpang” ini dengan sebaik – baiknya. Semua ini tak lepas dari bimbingan,
motivasi, serta semangat dan dorongan Bapak pembimbing mata pelajaran Sosiologi
kepada kami. Makalah ini kami buat secara detail namun singkat, agar kita semua
bisa lebih mudah mengerti dan memahami maksud dari Perilaku Menyimpang.
Kritik dan saran yang membangun kami harapkan
terutama dari Bapak / Ibu Guru serta pembaca, agar dalam penyusunan makalah
kami yang akan datang lebih baik serta memajukan dunia pendidikan dengan
mengedepankan logika. Amin
Semoga dengan adanya makalah ini, dapat
bermanfaat bagi kita semua serta dapat mengetahui dan bagaimana cara untuk
mencegah Perilaku Menyimpang ini.
Daftar Isi
Halaman Judul (Cover) .......................................................................... 01
Kata Pengantar .................................................................................... 02
Daftar Isi .............................................................................................. 03
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …...................................................................
04
1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 05
1.3 Tujuan ....................................................................................
05
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perilaku Menyimpang …......................................
06
2.2 Definisi Perilaku Menyimpang Menurut Para
Ahli ………... 06
2.3 Teori – Teori Perilaku Menyimpang ......................................
07-10
2.4 Ciri – Ciri Perilaku Menympang ……………………............ 11
2.5 Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang ………………........ 12
2.6 Bentuk Perilaku Menyimpang ………………………............
13-14
2.7 Sifat – Sifat Perilaku Menyimpang …………………............ 15
2.8 Macam-Macam Perilaku Menyimpang
…………………….. 15-17
2.9 Pencegahan Perilaku Menyimpang …………………............ 18
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………...…………………………............. 19
3.2 Daftar
Pustaka ……………………………………………… 20
Bab I
Pendahuluan
1.1 1.1 Latar Belakang
Makalah ini kami buat untuk memenuhi
tugas sosiologi pada semester dua. Dengan dibuatnya laporan penelitian ini
diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca. Perilaku menyimpang adalah
segala tingkah laku individu atau kelompok yang malanggar nilai dan norma yang
ada dalam suatu kelompok atau masyarakat. Perselisihan pendapat antar warga
sering kali meledakkan konflik sosial. Bak api yang menyambar tumpukan kayu
kering, konflik kemudian melibatkan banyak pihak dan memakan korban yang besar.
Harta benda mereka yang dianggap lawan menjadi halal untuk dihancurkan. Bahkan korban jiwa pun kadang
tidak bisa dihindari. Berlangsunglah aneka perilaku yang melanggar kaidah sosial.
Terjadinya perilaku menyimpang menunjukkan kegagalan sosialisasi
yang dijalani individu. Seperti halnya dengan materi sosiologi yang lain,
perilaku menyimpang mempunyai jenis-jenis dan ciri-ciri.
1.2
Rumusan Masalah
1. Pengertian Perilaku
Menyimpang
2. Definisi Perilaku
Menyimpang Menurut Para Ahli
3. Teori-Teori Perilaku
Menyimpang
4. Ciri-Ciri Perilaku
Menyimpang
5. Faktor Penyebab
Perilaku Menyimpang
6. Bentuk Dan Sifat
Perilaku Menyimpang
7. Macam-Macam Perilaku
Menyimpang
8. Pencegahan Perilaku
Menyimpang
1.3
Tujuan
Tujuan penulisan untuk makalah ini adalah :
1.
Untuk
mengetahui perilaku menyimpang
2.
Untuk
mengetahui ciri-ciri, bentuk-bentuk, dan sifat-sifat perilaku menyimpang
3.
Untuk
mengetahui faktor penyebab perilaku menyimpang
4.
Untuk
mengetahui jenis-jenis perilaku menyimpang
5.
Mengetahui cara
mencegah perilaku
Bab II
Pembahasan
2.1 Pengertian Perilaku
Menyimpang
Perilaku menyimpang adalah suatu
perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Dengan kata lain penyimpangan (deviation)
adalah segala pola perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri terhadap
kehendak masyarakat.
2.2 Definisi Perilaku
Menyimpang Menurut Para Ahli
a.
Robert M.Z
Lawang
Perilaku
menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam
sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka untuk memperbaiki
perilakumenyimpang.
b.
Paul B. Horton
Penyimpangan adalah setiap perilaku yang
dinyatakan sebagai
pelanggaran terhadap norma-norma kelompok
atau masyarakat.
c.
Bruce J. Cohen
Perilaku menyimpang adalah
setiap perilaku yang tidak berhasil
menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak
masyarakat atau
kelompok tertentu dalam masyarakat.
d.
James W. Van
der Zenden
Perilaku menyimpang adalah
perilaku yang dianggap sebagai hal tercela
dan di luar batas-batas toleransi oleh sejumlah besar orang.
e.
Lewis Coser
Perilaku menyimpang merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan kebudayaan dengan
perubahan sosial.
2.3 Teori-Teori Perilaku
Menyimpang
Dalam menentukan sebuah persoalan
kita harus berpegangan pada suatu teori-teori yang telah ada. Berikut beberapa
teori-teori mengenai perilaku menyimpang :
a.
Teori
differential association (Edwin H. Sutherland)
Edward memandang bahwa perilaku
menyimpang bersumber pada
pergaulan yang berbeda (diffrential assosiation), artinya seorang
individu
mempelajari suatu perilaku meyimpang dan interaksinya dengan
seorang
individu yang berbeda latar belakang.
asosiasi difrensial memiliki sembilan perposisi, antara lain:
1.
Perilaku
menyimpang merupakan hasil dari proses belajar.
2.
Perilaku
menyimpang dipelajari oleh seseorang dalam interaksinya dengan orang lain.
3.
Perilaku
menyimpang terjadi dalam kelompok personal yang intim dan akrab.
4.
Hal-hal yang
dipelajari dalam proses terbentuknya perilaku menyimpangadalah teknis
penyimpangan dan petunjuk khusus tentang motif perilaku menyimpang.
5.
Petunjuk-Petunjuk
tersebut, dipelajari dari definisi norma yang baik atauburuk.
6.
Seorang yang
melakukan penyimpangan karena lebih menguntungkan bila ia melakukan
penyimpangan.
7.
Terbentuknya
asosiasi difrensial bervariasi.
8.
Perilaku menyimpang
melibatkan seluruh mekanisme yang berlaku dalam proses belajar.
9.
Perilaku
menyimpang tidak dapat dijelaskan melalui kebutuhan dan nilai umuum.
b.
Teori Labeling
Tetapi
teori-teori terbatas lebih mempunyai lingkup penjelasan yang terbatas.Beberapa teori
terbatas adalah untuk jenis penyimpangan tertentu saja, atau untuk bentuk
substantif penyimpangan tertentu (seperti alkoholisme dan bunuh diri), atau
dibatasi untuk menjelaskan tindakan menyimpang bukan perilaku menyimpang. Dalam
bab ini perpektif-perpektif labeling, kontrol dan konflik adalah contoh-contoh
teori-teori terbatas yang didiskusikan. Perspektif labeling mengetengahkan
pendekatan interaksionisme dengan berkonsentrasi pada konsekuensi interaksi
antara penyimpang dengan agen kontrol sosial.Teori ini memperkirakan bahwa
pelaksanaan kontrol sosial menyebabkan penyimpangan, sebab pelaksanaan kontrol
sosial tersebut mendorong orang masuk ke dalam peran penyimpang.Ditutupnya
peran konvensional bagi seseorang dengan pemberian stigma dan label, menyebabkan
orang tersebut dapat menjadi penyimpang sekunder, khususnya dalam
mempertahankan diri dari pemberian label.Untuk masuk kembali ke dalam peran
sosial konvensional yang tidak menyimpang adalah berbahaya dan individu merasa
teralienasi.Menurut teori labeling, pemberian sanksi dan label yang dimaksudkan
untuk mengontrol penyimpangan malah menghasilkan sebaliknya.
c.
Teori Anomie
Teori anomi
adalah teori struktural tentang penyimpangan yang paling penting selama lebih
dari lima puluh tahun. Teori anomi menempatkan ketidakseimbangan nilai dan
norma dalam masyarakat sebagai penyebab penyimpangan.
Di mana
tujuan-tujuan budaya lebih ditekankan dari pada cara-cara yang tersedia untuk
mencapai tujuan-tujuan budaya itu.Individu dan kelompok dalam masyarakat seperti
itu harus menyesuaikan diri dan beberapa bentuk penyesuaian diri itu bisa jadi
sebuah penyimpangan.Sebagian besar orang menganut norma-norma masyarakat dalam
waktu yang lama, sementara orang atau kelompok lainnya melakukan penyimpangan.
Kelompok yang lama mengalami ketegangan karena
ketidakseimbangan ini (misalnya orang-orang kelas bawah) lebih cenderung
mengadaptasi penyimpangan daripada kelompok lainnya.
Robert K merton mengkaji pada jenjang makro yaitu pada jenjang
stuktur sosial yaitu :
1.
Konformitas : Pelaku mengikuti
tujuan dan cara yang
ditentukanmasyarakat.
2.
Inovasi : Terjadi apabila seseorang menerima
tujuan yang
sesuaidengannilai2 budaya dan di idam-idam
kan masyarakat tetapi menolak norma2 atau
kaidah2 yang berlaku.
3.
Ritualisme : Terjadi apabila seseorang menerima
cara – cara
yangdiperkenankan secara
kultural tetapi
menolak tujuan - tujuan
kebudayaan.
4.
Retreatism : Timbul apabila seseorang menolaktujuan –tujuan
yangdisetujui maupun cara2 pencapaian tujuan
itu.
5.
Rebellion : Terjadi apabila orang menolak saranamaupun
tujuan yang disahkan oleh
kebudayaan dan
menggantikannya dengan
yang lain.
d.
Teori Kontrol
Perspektif
kontrol adalah perspektif yang terbatas untuk penjelasan delinkuensi dan
kejahatan. Teori ini meletakkan penyebab kejahatan pada lemahnya ikatan
individu atau ikatan sosial dengan masyarakat, atau macetnya integrasi
sosial.Kelompk-kelompok yang lemah ikatan sosialnya (misalnya kelas bawah)
cenderung melanggar hukum karena merasa sedikit terikat dengan peraturan
konvensional.Jika seseorang merasa dekat dengan kelompok konvensional, sedikit
sekali kecenderungan menyimpang dari aturan-aturan kelompoknya.Tapi jika ada
jarak sosial sebagai hasil dari putusnya ikatan, seseorang merasa lebih bebas
untuk menyimpang.
e.
Teori Konflik
Teori konflik
adalah pendekatan terhadap penyimpangan yang paling banyak diaplikasikan kepada
kejahatan, walaupun banyak juga digunakan dalam bentuk-bentuk penyimpangan
lainnya.Ia adalah teori penjelasan norma, peraturan dan hukum daripada
penjelasan perilaku yang dianggap melanggar peraturan. Peraturan datang dari
individu dan kelompok yang mempunyai kekuasaan yang mempengaruhi dan memotong kebijakan
publik melalui hukum. Kelompok-kelompok elit menggunakan pengaruhnya terhadap
isi hukum dan proses pelaksanaan sistem peradilan pidana. Norma sosial lainnya
mengikuti pola berikut ini. Beberapa kelompok yang sangat berkuasa membuat
norma mereka menjadi dominan, misalnya norma yang menganjurkan hubungan
heteroseksual, tidak kecanduan minuman keras, menghindari bunuh diri karena
alasan moral dan agama
2.4 Ciri-Ciri Perilaku
Menyimpang
Menurut Paul B Horton penyimpangan memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
a.
Penyimpangan
harus dapat didefinisikan, artinya penilaian menyimpang
tidaknya
suatu perilaku harus berdasar kriteria tertentu dan diketahui penyebabnya.
b. Penyimpangan bisa
diterima bisa juga ditolak.
c. Penyimpangan relatif dan
penyimpangan mutlak, artinya perbedaannya
ditentukan oleh
frekuensi dan kadar penyimpangan.
d. Penyimpangan terhadap
budaya nyata ataukah budaya ideal, artinya
budaya ideal
adalah segenap peraturan hukum yang berlaku dalam suatu
kelompok masyarakat. Antara budaya nyata
dengan budaya ideal selalu
terjadi kesenjangan seperti :
1.
Terdapat
norma-norma penghindaran dalam penyimpangan. Norma
penghindaran adalah pola perbuatan yang
dilakukan orang untuk
memenuhi keinginan mereka, tanpa harus menentang nilai-nilai tata
kelakuan secara terbuka.
2.
Penyimpangan
sosial bersifat adaptif, artinya perilaku menyimpang
merupakan salah satu cara untuk
menyesuaikan kebudayaan dengan
perubahan sosial.
2.5 Faktor Penyebab Perilaku
Menyimpang
Secara umum ada sejumlah faktor penyebab terjadinya perilaku
menyimpang dalam masyarakat, antara lain:
a. Longgar atau tidaknya nilai dan norma
Ukuran perilaku menyimpang bukan
pada ukuran baik buruk atau
salah menurut pengertiannumum, melainkan berdasarkan ukuran longgar
tidaknya nilai dan norma sosial masyarakat. Nilai dan normasocial
mayarakat yang satu berbeda dengan nilai dan norma masyarakat lain.
misalnya hidup bersama tanpa ikatan perkawinan (kumpul kebo) di
Indonesia dianggap
penyimpangan, namun di masyarakat Barat
merupakan hal yang biasa.
b. Sosialisasi yang tidak sempurna
Di masyarakat sering terjadi proses sosialisasi
yang tidak sempurna,
sehingga menimbulkan perilaku menyimpang. Contohnya, dalam
keluarga, orangtua idealnya bertindak sebagai panutan atau pedoman,
menjadi teladan. Namun kadangkala yang terjadi, orang tua justru
memberi contoh yang salah, seperti merokok atau berkata kasar. Anak
yang melihatnya sangat mungkin akan mengikuti perilaku menyimpang.
c. Sosialisasi sub kebudayaan menyimpang
Perilaku menyimpang dapat juga
terjadi pada masyarakat yang memiliki nilai-nilai sub kebudayaan menyimpang,
yaitu sesuatu kebudayaan khusus yang normanya bertentangan dengan norma-norma
budaya yang dominan atau pada umunya. Contoh, masyarakat yang tinggal di
lokalisasi
prostitusi, masalah etika dan estetika kurang diperhatikan, sering
cekcok,
mengeluarkan kata-kata kotor, serta melakukan perbuatan asusila.
Hal itu
oleh masyarkat umum dianggap perilaku menyimpang.
2.6 Bentuk Perilaku
Menyimpang
a.
Penyimpangan
primer (primary deviation)
Adalah penyimpangan yang dilakukan seseorang yang bersifat temporer
dan tidak berulang-ulang.Seorang yang melakukan penyimpangan primer masih
diterima di masyarakat karena hidupnya tidak didominasi oleh perilaku
penyimpang tersebut.
Contoh :Pelanggaran lalu lintas, Pegawai
yang membolos kerja
b.
Penyimpangan
sekunder (secondary deviation)
Adalah hal yang berwujud tindak kejahatan atau kriminalitas
sehingga masyarakat tidak bisa menerimanya.Pelaku didominasi oleh tindakan
penyimpang karena merupakan tindakan pengulangan.
Contoh :Seorang siswa yang sering tidak masuk
sekolah tanpa
Keterangan.
c.
Penyimpangan
Individual (Individual Deviation)
Adalah hal yang dilakukan oleh seorang individu dengan melakukan
tindakan-tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat.Munculnya penyimpangan individual disebabkan kelainan jiwa seorang
sehingga tidak dapat mengendalikan diri.
Sesuai kadar penyimpangan dibagi
menjadi 5, yaitu:
•>Pembandel :
Penyimpangan karena tidak patuh pada
nasihat
orangtua
agar mengubah pendiriannya yang kurang baik.
Contoh
: Seorang anak yang tidak patuh
terhadapnasihat ibunya.
•>Pembangkang : Penyimpangan karena tidak taat pada
peringatan
dari
orang-orang.
•> Pelanggaran : Penyimpangan karena
melanggar norma umum yang
berlaku dalam masyarakat.
Contoh : Seorang pemuda yang mengendarai
motor di
gang kecil yang
atasnya bertuliskan
“pengendara sepeda
motor harap turun”
•> Penjahat : Penyimpangan karena melanggar norma umum,
sehingga menimbulkan kerugian harta benda
atau jiwa
dilingkungan.
Contoh : pencurian,
perampokan
•> Munafik : Penyimpangan karena tidak
menepati janji, berkata
bohong, mengkhianati
kepercayaan, dan berlagak
membela.
Contoh :Pencurian yang dilakukan sendiri.
d.
Penyimpangan
Kelompok/Kolektif
Adalah tindakan yang dilakukan sekelompok orang yang tunduk pada
norma kelompok yang bertentangan dengan norma masyarakat yang
berlaku.Contoh:Mafia / Geng kejahatan.
2.7 Sifat-Sifat Perilaku
Menyimpang
a.
Penyimpangan
Positif
Adalah penyimpangan yang mempunyai dampak positif terhadap sistem
sosial karena mengandung unsur inovatif, kreatif, dan memperkaya
alternatif.Penyimpangan demikian umumnya dapat diterima masyarakat karena
sesuai dengan perubahan zaman.
Contoh : Emansipasi wanita dalam
kehidupan masyarakat yang
memunculkan
banyak wanita karier.
b.
Penyimpangan
Negatif
Penyimpangan yang cenderung bertindak kearah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan akibatnya pun selalu
buruk serta mengganggu sistem sosial.
Contoh : Seseorang melakukan
pembunuhan dan pemerkosaan
2.8 Macam-Macam Perilaku
Menyimpang
Perilaku menyimpang dapat kita
golongkan atas tindakan kriminal atau kejahatan, penyimpangan seksual,
penyimpangan dalam bentuk pemakaian, dan pengedaranobat terlarang, serta
penyimpangan dalam gaya hidup.
1.
Tindakan
kriminal atau kejahatan
Tindak kriminal maupun kejahatan
umumnya bertentangan dengan norma sosial, dan norma agama yang berlaku di
masyarakat. Yang termasuk ke dalam tindakan kriminal antara lain: pencurian,
penganiayaan, pembunuhan, penipuan, pemerkosaan, dan perampokan. Tindakan
kejahatan ini biasanya menyebabkan pihak lain kehilangan harta benda, cacat
tubuh bahkan kehilangan nyawa. Tindak kejahatan mencakup pula semua kegiatan
yang dapat mengganggu keamanan dan kestabilan negara, seperti korupsi, makar,
subversi, dan terorisme.Emile Durkheim menyebut penyimpangan sebagai kejahatan.sedangkan
ahli sosiologi lain membuat klasifikasi berbeda. Light, Keller, dan Calhoun
membedakan tipe kejahatan menjadi empat yaitu:
a.
Kejahatan tanpa
korban (crime without victim)
Kejahatan ini tidak mengakibatkan
penderitaan pada korban akibat tindak pidana orang lain. Contoh perbuatan
berjudi, penyalahgunaan obat bius, mabuk-mabukan.Meskipun tidak membawa korban,
perilaku-perilaku ini tetap dogolongkan sebagai perilaku menyimpang oleh
masyarakat. Kejahatan seperti ini dapat mengorbankan orang lain apabila
menyebabkan tindakan negatif lebih lanjut.
b.
Kejahatan
terorganisasi (organized crime)
Pelaku kejahatan merupakan komplotan
yang secara berkesinambungan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan uang
atau kekuasaan dengan jalan menghindari hukum. Misalnya komplotan korupsi
peminjaman uang dengan bunga tinggi (rentenir).Kejahatan terorganisasi yang
melibatkan hubungan antarnegara disebut kejahatan terorganisasi
transnasional.Contoh penjualan bayi ke luar negeri, jaringan narkoba
internasional.
c.
Kejahatan kerah
putih (white collar crime)
Kejahatan ini merupakan tipe
kejahatan yang mengacu pada kejahatan yang dilakukan oleh orang terpandang atau
orang yang berstatus tinggi dalam rangka pekerjaannya.Contoh, penghindaran
pajak, penggelapan uang perusahaan oleh pemilik perusahaan, atau pejabat negara
yang melakukan korupsi.
d.
Kejahatan
korporat (corporate crime)
Kejahatan ini merupakan jenis
kejahatan yang dilakukan atas nama organisasi dengan tujuan menaikkan
keuntungan atau menekan kerugian. Misalnya, suatu perusahaan membuang limbah
racun ke sungai dan mengakibatkan penduduk sekitar mengalami berbagai jenis
penyakit.
2.
Penyimpangan
Seksual
Penyimpangan seksual Adalah perilaku
seksual yang tidak lazim dilakukan. Beberapa jenis penyimpangan seksual antara
lain perzinahan, lesbianisme, homoseksual, kumpul kebo, sodomi,
transvestitisme, sadisme, dan pedophilia.
3. Pemakaian dan Pengedaran Obat Terlarang
Penyimpangan dalam bentuk pemakaian
dan pengedaran obat terlarang merupakan bentuk penyimpangan dari nilai dan
norma sosial maupun agama. Akibat negatifnya bukan hanya pada kesehatan fisik
dan mental seseorang, tetapi lebih jauh pada eksistensi sebuah negara.contoh
obat terlarang adalah narkotika (ganja, candu, putaw), psikotropika (estasy,
amphetamine, magadon), dan alkohol.Penyalahgunaan obat-obat terlarang memang
lebih banyak terjadi pada kaum remaja karena perkembangan emosi mereka yang
belum stabil, cenderung ingin mencoba, kepribadian yang cenderung asosial
(tidak mempertimbangkan orang lain.
Menurut Dr. Graham Baliance, kaum remaja lebih mudah terjerumus
pada
4.
Penyimpangan Dalam
Bentuk Gaya Hidup
Penyimpangan dalam bentuk gaya hidup
yang lain dari biasanya antara lain sikap arogansi dan eksentrik. Sikap
arogansi antara lain kesombongan terhadap sesuatu yang dimilikinya. Sikap
eksentrik ialah perbuatan yang menyimpang dari biasanya sehingga dianggap aneh.
2.9 Pencegahan Perilaku Menyimpang
Salah satu cara untuk mencegah perilaku meyimpang adalah dengan
penanggulangan sejak dini. Strategi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.
Penanganan di
Lingkungan Sekolah
Salah satu penyebab anak usia sekolah nakal karena tidak memiliki
sistem nilai sebagai pedoman dalam kehidupanya.
a.
Pendekatan
Moral dan Hukum (PPKN)
PPKn
merupakan bidang studi yang mengajarkan nilai, norma, dan moral kepada siswa,
untuk itu guru PPKn memeliki kewajiban untuk ikut menyelesaikan masalah
kenakalan remaja.
b.
Pendekatan
melalui Bimbingan Konseling (BK)
Bimbingan
konseling sangat berperan dalam menangani masalah siswa (remaja).Melaui BK
diharapkan siswa mau menyampaikan masalah yang dihadapinya, karena BK memiliki
keahlian khusus dalam bidang psikologi.
2.
Penanganan di
lingkungan keluarga
Keluarga sebagai tempat pendidikan anak pertama harus lebih peka
terhadap perkembangan perilaku anaknya, Menjaga hubungan baik antara orang tua
dan anak, Memberi nasihat mana yang dianggap baik dan benar, dan Harus saling keterbukaan antar
anggota keluarga
3.
Penanganan Di
Lingkungan Masyarakat (Bidang Sosial)
Kepedulian masyarakat terhadap masalah remaja perlu ditingkatkan.
Hal Ini bisa dilakukan dengan cara
mengawasi kegiatan remaja dalam masyarakat.
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Perilaku menyimpang adalah tindakan
yang tidak sesuai dengan norma-norma dan nilai sosial yang berlaku dalam
masyarakat. Penyebab perilaku menyimpang, yaitu, Ketidaksanggupan menyerap nilai dan
norma yang berlaku dalam masyarakat, Proses belajar yang menyimpang, Ketegangan
antara kebudayaan dan struktur sosial, Akibat proses sosialisasi nilai-nilai
subkebudayaan menyimpang, Akibat proses sosialisasi yang tidak sempurna,
Desakan faktor ekonomi, dan sebagainya.
Perilaku menyimpang ada yang bersifat
positif (yang dapat di terima masyarakat) dan bersifat negatif (Yang tidak dapat diterima masyarakat) Terdapat
berbagai jenis perilaku menyimpang yang terjadi selama ini. Perilaku menyimpang
harus segera ditangani dengan cara Penanganan di Lingkungan Sekolah, Penanganan
di lingkungan keluarga, dan Penanganan Di Lingkungan Masyarakat (Bidang Sosial).
3.2 Daftar Pustaka
thanks yah..
BalasHapusmakasih izin copas yh kakak semangat selalu
BalasHapus