Jumat, 16 Mei 2014

makalah sosiologi perilaku menyimpang

Perilaku Menyimpang
Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sosiologi


Disusun Oleh :
1.     Amanda Meuthia R.      (04)
2.     Desi Choiriyani              (09)
3.     Lailatul Isnaini R.                    (14)
4.     Putri Innas F.                 (18)
5.     Via Agustin P.               (27)


SMA NEGERI 17 SURABAYA
JL. Raya Rungkut Asri Tengah Komp. YKP Surabaya

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat serta hidayah – Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perilaku Menyimpang” ini dengan sebaik – baiknya. Semua ini tak lepas dari bimbingan, motivasi, serta semangat dan dorongan Bapak pembimbing mata pelajaran Sosiologi kepada kami. Makalah ini kami buat secara detail namun singkat, agar kita semua bisa lebih mudah mengerti dan memahami maksud dari Perilaku Menyimpang.
Kritik dan saran yang membangun kami harapkan terutama dari Bapak / Ibu Guru serta pembaca, agar dalam penyusunan makalah kami yang akan datang lebih baik serta memajukan dunia pendidikan dengan mengedepankan logika. Amin
Semoga dengan adanya makalah ini, dapat bermanfaat bagi kita semua serta dapat mengetahui dan bagaimana cara untuk mencegah Perilaku Menyimpang ini.








Daftar Isi
Halaman Judul (Cover) .......................................................................... 01
Kata Pengantar    .................................................................................... 02
Daftar Isi    .............................................................................................. 03
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang  …................................................................... 04
1.2 Rumusan Masalah  ................................................................. 05
1.3 Tujuan  .................................................................................... 05
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perilaku Menyimpang  …...................................... 06
2.2 Definisi Perilaku Menyimpang Menurut Para Ahli  ………... 06
2.3 Teori – Teori Perilaku Menyimpang  ...................................... 07-10
2.4 Ciri – Ciri Perilaku Menympang  ……………………............ 11
2.5 Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang  ………………........ 12
2.6 Bentuk Perilaku Menyimpang  ………………………............ 13-14
2.7 Sifat – Sifat Perilaku Menyimpang  …………………............ 15
2.8 Macam-Macam Perilaku Menyimpang  …………………….. 15-17
2.9 Pencegahan Perilaku Menyimpang  …………………............ 18
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan  ……………...…………………………............. 19
3.2 Daftar Pustaka  ……………………………………………… 20  



                                                                  Bab I
Pendahuluan
1.1     1.1       Latar Belakang
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas sosiologi pada semester dua. Dengan dibuatnya laporan penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca. Perilaku menyimpang adalah segala tingkah laku individu atau kelompok yang malanggar nilai dan norma yang ada dalam suatu kelompok atau masyarakat. Perselisihan pendapat antar warga sering kali meledakkan konflik sosial. Bak api yang menyambar tumpukan kayu kering, konflik kemudian melibatkan banyak pihak dan memakan korban yang besar. Harta benda mereka yang dianggap lawan menjadi halal untuk dihancurkan. Bahkan korban jiwa pun kadang tidak bisa dihindari. Berlangsunglah aneka perilaku yang melanggar kaidah sosial. Terjadinya perilaku menyimpang menunjukkan kegagalan sosialisasi yang dijalani individu. Seperti halnya dengan materi sosiologi yang lain, perilaku menyimpang mempunyai jenis-jenis dan ciri-ciri.







1.2       Rumusan Masalah
1.       Pengertian Perilaku Menyimpang    
2.       Definisi Perilaku Menyimpang Menurut Para Ahli 
3.       Teori-Teori Perilaku Menyimpang   
4.       Ciri-Ciri Perilaku Menyimpang                 
5.       Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang 
6.       Bentuk Dan Sifat Perilaku Menyimpang             
7.       Macam-Macam Perilaku Menyimpang      
8.       Pencegahan Perilaku Menyimpang  

1.3            Tujuan
Tujuan penulisan untuk makalah ini adalah :
1.     Untuk mengetahui perilaku menyimpang
2.     Untuk mengetahui ciri-ciri, bentuk-bentuk, dan sifat-sifat perilaku menyimpang
3.     Untuk mengetahui faktor penyebab perilaku menyimpang
4.     Untuk mengetahui jenis-jenis perilaku menyimpang
5.     Mengetahui cara mencegah perilaku


         
Bab II
     Pembahasan
2.1     Pengertian Perilaku Menyimpang
Perilaku menyimpang adalah suatu perilaku yang tidak sesuai dengan  nilai-nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Dengan kata lain penyimpangan (deviation) adalah segala pola perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri terhadap kehendak masyarakat.
2.2     Definisi Perilaku Menyimpang Menurut Para Ahli
a.     Robert M.Z Lawang
      Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka untuk memperbaiki perilakumenyimpang.
b.    Paul B. Horton
  Penyimpangan adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai
  pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.
c.      Bruce J. Cohen
  Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak berhasil
 menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau
 kelompok tertentu dalam masyarakat.
d.    James W. Van der Zenden
  Perilaku menyimpang adalah perilaku yang dianggap sebagai hal     tercela dan di luar batas-batas toleransi oleh sejumlah besar orang.
e.      Lewis Coser
Perilaku menyimpang merupakan salah satu cara untuk        menyelesaikan kebudayaan dengan perubahan sosial.

2.3     Teori-Teori Perilaku Menyimpang
Dalam menentukan sebuah persoalan kita harus berpegangan pada suatu teori-teori yang telah ada. Berikut beberapa teori-teori mengenai perilaku menyimpang :
a.     Teori differential association (Edwin H. Sutherland)
Edward memandang bahwa perilaku menyimpang bersumber pada
pergaulan yang berbeda (diffrential assosiation), artinya seorang individu
mempelajari suatu perilaku meyimpang dan interaksinya dengan seorang
individu yang berbeda latar belakang.
asosiasi difrensial memiliki sembilan perposisi, antara lain:
1.     Perilaku menyimpang merupakan hasil dari proses belajar.
2.     Perilaku menyimpang dipelajari oleh seseorang dalam interaksinya dengan orang lain.
3.     Perilaku menyimpang terjadi dalam kelompok personal yang intim dan  akrab.
4.     Hal-hal yang dipelajari dalam proses terbentuknya perilaku menyimpangadalah teknis penyimpangan dan petunjuk khusus tentang motif perilaku menyimpang.
5.     Petunjuk-Petunjuk tersebut, dipelajari dari definisi norma yang baik atauburuk.
6.     Seorang yang melakukan penyimpangan karena lebih menguntungkan bila ia melakukan penyimpangan.
7.     Terbentuknya asosiasi difrensial bervariasi.
8.     Perilaku menyimpang melibatkan seluruh mekanisme yang berlaku dalam proses belajar.
9.     Perilaku menyimpang tidak dapat dijelaskan melalui kebutuhan dan nilai umuum.
b.    Teori Labeling
Tetapi teori-teori terbatas lebih mempunyai lingkup penjelasan yang terbatas.Beberapa teori terbatas adalah untuk jenis penyimpangan tertentu saja, atau untuk bentuk substantif penyimpangan tertentu (seperti alkoholisme dan bunuh diri), atau dibatasi untuk menjelaskan tindakan menyimpang bukan perilaku menyimpang. Dalam bab ini perpektif-perpektif labeling, kontrol dan konflik adalah contoh-contoh teori-teori terbatas yang didiskusikan. Perspektif labeling mengetengahkan pendekatan interaksionisme dengan berkonsentrasi pada konsekuensi interaksi antara penyimpang dengan agen kontrol sosial.Teori ini memperkirakan bahwa pelaksanaan kontrol sosial menyebabkan penyimpangan, sebab pelaksanaan kontrol sosial tersebut mendorong orang masuk ke dalam peran penyimpang.Ditutupnya peran konvensional bagi seseorang dengan pemberian stigma dan label, menyebabkan orang tersebut dapat menjadi penyimpang sekunder, khususnya dalam mempertahankan diri dari pemberian label.Untuk masuk kembali ke dalam peran sosial konvensional yang tidak menyimpang adalah berbahaya dan individu merasa teralienasi.Menurut teori labeling, pemberian sanksi dan label yang dimaksudkan untuk mengontrol penyimpangan malah menghasilkan sebaliknya.




c.      Teori Anomie
Teori anomi adalah teori struktural tentang penyimpangan yang paling penting selama lebih dari lima puluh tahun. Teori anomi menempatkan ketidakseimbangan nilai dan norma dalam masyarakat sebagai penyebab penyimpangan.
Di mana tujuan-tujuan budaya lebih ditekankan dari pada cara-cara yang tersedia untuk mencapai tujuan-tujuan budaya itu.Individu dan kelompok dalam masyarakat seperti itu harus menyesuaikan diri dan beberapa bentuk penyesuaian diri itu bisa jadi sebuah penyimpangan.Sebagian besar orang menganut norma-norma masyarakat dalam waktu yang lama, sementara orang atau kelompok lainnya melakukan penyimpangan. Kelompok yang  lama mengalami ketegangan karena ketidakseimbangan ini (misalnya orang-orang kelas bawah) lebih cenderung mengadaptasi penyimpangan daripada kelompok lainnya.
Robert K merton mengkaji pada jenjang makro yaitu pada jenjang stuktur sosial yaitu :
1.     Konformitas       : Pelaku mengikuti tujuan dan cara yang
  ditentukanmasyarakat.
2.     Inovasi                : Terjadi apabila seseorang menerima tujuan yang
  sesuaidengannilai2 budaya dan di idam-idam
  kan masyarakat tetapi menolak norma2 atau
  kaidah2 yang berlaku.
3.     Ritualisme                     : Terjadi apabila seseorang menerima cara – cara
  yangdiperkenankan secara kultural tetapi
  menolak tujuan - tujuan kebudayaan.
4.      Retreatism         : Timbul apabila seseorang menolaktujuan –tujuan
yangdisetujui maupun cara2 pencapaian tujuan
itu.
5.     Rebellion             : Terjadi apabila orang menolak saranamaupun
   tujuan yang disahkan oleh kebudayaan dan
   menggantikannya dengan yang lain.
d.    Teori Kontrol
Perspektif kontrol adalah perspektif yang terbatas untuk penjelasan delinkuensi dan kejahatan. Teori ini meletakkan penyebab kejahatan pada lemahnya ikatan individu atau ikatan sosial dengan masyarakat, atau macetnya integrasi sosial.Kelompk-kelompok yang lemah ikatan sosialnya (misalnya kelas bawah) cenderung melanggar hukum karena merasa sedikit terikat dengan peraturan konvensional.Jika seseorang merasa dekat dengan kelompok konvensional, sedikit sekali kecenderungan menyimpang dari aturan-aturan kelompoknya.Tapi jika ada jarak sosial sebagai hasil dari putusnya ikatan, seseorang merasa lebih bebas untuk menyimpang.
e.      Teori Konflik
Teori konflik adalah pendekatan terhadap penyimpangan yang paling banyak diaplikasikan kepada kejahatan, walaupun banyak juga digunakan dalam bentuk-bentuk penyimpangan lainnya.Ia adalah teori penjelasan norma, peraturan dan hukum daripada penjelasan perilaku yang dianggap melanggar peraturan. Peraturan datang dari individu dan kelompok yang mempunyai kekuasaan yang mempengaruhi dan memotong kebijakan publik melalui hukum. Kelompok-kelompok elit menggunakan pengaruhnya terhadap isi hukum dan proses pelaksanaan sistem peradilan pidana. Norma sosial lainnya mengikuti pola berikut ini. Beberapa kelompok yang sangat berkuasa membuat norma mereka menjadi dominan, misalnya norma yang menganjurkan hubungan heteroseksual, tidak kecanduan minuman keras, menghindari bunuh diri karena alasan moral dan agama
2.4     Ciri-Ciri Perilaku Menyimpang
Menurut Paul B Horton penyimpangan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.     Penyimpangan harus dapat didefinisikan, artinya penilaian menyimpang  
tidaknya suatu perilaku harus berdasar kriteria tertentu dan diketahui penyebabnya.
b.  Penyimpangan bisa diterima bisa juga ditolak.
c.   Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak, artinya perbedaannya
     ditentukan oleh frekuensi dan kadar penyimpangan.
d.  Penyimpangan terhadap budaya nyata ataukah budaya ideal, artinya
      budaya ideal adalah segenap peraturan hukum yang berlaku dalam suatu
      kelompok masyarakat. Antara budaya nyata dengan budaya ideal selalu
      terjadi kesenjangan seperti :
1.     Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan. Norma
     penghindaran adalah pola perbuatan yang dilakukan orang untuk
memenuhi keinginan mereka, tanpa harus menentang nilai-nilai tata
kelakuan secara terbuka.
2.     Penyimpangan sosial bersifat adaptif, artinya perilaku menyimpang
merupakan salah satu cara untuk menyesuaikan kebudayaan dengan
perubahan sosial.

2.5     Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang
Secara umum ada sejumlah faktor penyebab terjadinya perilaku
menyimpang dalam masyarakat, antara lain:
a. Longgar atau tidaknya nilai dan norma
Ukuran perilaku menyimpang bukan pada ukuran baik buruk atau
salah menurut pengertiannumum, melainkan berdasarkan ukuran longgar
tidaknya nilai dan norma sosial masyarakat. Nilai dan normasocial
mayarakat yang satu berbeda dengan nilai dan norma masyarakat lain.
misalnya hidup bersama tanpa ikatan perkawinan (kumpul kebo) di
 Indonesia dianggap penyimpangan, namun di masyarakat Barat
merupakan hal yang biasa.
b. Sosialisasi yang tidak sempurna
Di masyarakat sering terjadi proses sosialisasi yang tidak sempurna,
sehingga menimbulkan perilaku menyimpang. Contohnya, dalam
keluarga, orangtua idealnya bertindak sebagai panutan atau pedoman,
menjadi teladan. Namun kadangkala yang terjadi, orang tua justru
memberi contoh yang salah, seperti merokok atau berkata kasar. Anak
yang melihatnya sangat mungkin akan mengikuti perilaku menyimpang.
c. Sosialisasi sub kebudayaan menyimpang
Perilaku menyimpang dapat juga terjadi pada masyarakat yang memiliki nilai-nilai sub kebudayaan menyimpang, yaitu sesuatu kebudayaan khusus yang normanya bertentangan dengan norma-norma budaya yang dominan atau pada umunya. Contoh, masyarakat yang tinggal di lokalisasi
prostitusi, masalah etika dan estetika kurang diperhatikan, sering cekcok,
mengeluarkan kata-kata kotor, serta melakukan perbuatan asusila. Hal itu
oleh masyarkat umum dianggap perilaku menyimpang.

2.6     Bentuk Perilaku Menyimpang
a.     Penyimpangan primer (primary deviation)
Adalah penyimpangan yang dilakukan seseorang yang bersifat temporer dan tidak berulang-ulang.Seorang yang melakukan penyimpangan primer masih diterima di masyarakat karena hidupnya tidak didominasi oleh perilaku penyimpang tersebut.
Contoh :Pelanggaran lalu lintas, Pegawai yang membolos kerja
b.    Penyimpangan sekunder (secondary deviation)
Adalah hal yang berwujud tindak kejahatan atau kriminalitas sehingga masyarakat tidak bisa menerimanya.Pelaku didominasi oleh tindakan penyimpang karena merupakan tindakan pengulangan.
Contoh  :Seorang siswa yang sering tidak masuk sekolah tanpa
              Keterangan.
c.      Penyimpangan Individual (Individual Deviation)
Adalah hal yang dilakukan oleh seorang individu dengan melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.Munculnya penyimpangan individual disebabkan kelainan jiwa seorang sehingga tidak dapat mengendalikan diri.
Sesuai kadar penyimpangan dibagi menjadi 5, yaitu:
•>Pembandel            :   Penyimpangan karena tidak patuh pada nasihat
orangtua agar mengubah pendiriannya yang kurang baik.
Contoh : Seorang anak yang tidak patuh
terhadapnasihat ibunya.
•>Pembangkang      :   Penyimpangan karena tidak taat pada peringatan
                                    dari orang-orang.
•> Pelanggaran   : Penyimpangan karena melanggar norma umum yang
                      berlaku dalam masyarakat.
   Contoh : Seorang pemuda yang mengendarai motor di
        gang kecil yang atasnya bertuliskan
        “pengendara sepeda motor harap turun”
•> Penjahat          : Penyimpangan karena melanggar norma umum,
  sehingga menimbulkan kerugian harta benda atau jiwa
  dilingkungan.
  Contoh : pencurian, perampokan
•> Munafik                   : Penyimpangan karena tidak menepati janji, berkata
  bohong, mengkhianati kepercayaan, dan berlagak
  membela.
  Contoh  :Pencurian yang dilakukan sendiri.

d.    Penyimpangan Kelompok/Kolektif
Adalah tindakan yang dilakukan sekelompok orang yang tunduk pada norma kelompok yang bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku.Contoh:Mafia / Geng kejahatan.







2.7     Sifat-Sifat Perilaku Menyimpang
a.     Penyimpangan Positif
Adalah penyimpangan yang mempunyai dampak positif terhadap sistem sosial karena mengandung unsur inovatif, kreatif, dan memperkaya alternatif.Penyimpangan demikian umumnya dapat diterima masyarakat karena sesuai dengan perubahan zaman.
Contoh : Emansipasi wanita dalam kehidupan masyarakat yang
          memunculkan banyak wanita karier.
b.    Penyimpangan Negatif
Penyimpangan yang cenderung bertindak kearah nilai-nilai sosial  yang dipandang rendah dan akibatnya pun selalu buruk serta mengganggu sistem sosial.
Contoh : Seseorang melakukan pembunuhan dan pemerkosaan

2.8     Macam-Macam Perilaku Menyimpang
Perilaku menyimpang dapat kita golongkan atas tindakan kriminal atau kejahatan, penyimpangan seksual, penyimpangan dalam bentuk pemakaian, dan pengedaranobat terlarang, serta penyimpangan dalam gaya hidup.
1.     Tindakan kriminal atau kejahatan
Tindak kriminal maupun kejahatan umumnya bertentangan dengan norma sosial, dan norma agama yang berlaku di masyarakat. Yang termasuk ke dalam tindakan kriminal antara lain: pencurian, penganiayaan, pembunuhan, penipuan, pemerkosaan, dan perampokan. Tindakan kejahatan ini biasanya menyebabkan pihak lain kehilangan harta benda, cacat tubuh bahkan kehilangan nyawa. Tindak kejahatan mencakup pula semua kegiatan yang dapat mengganggu keamanan dan kestabilan negara, seperti korupsi, makar, subversi, dan terorisme.Emile Durkheim menyebut penyimpangan sebagai kejahatan.sedangkan ahli sosiologi lain membuat klasifikasi berbeda. Light, Keller, dan Calhoun membedakan tipe kejahatan menjadi empat yaitu:
a.     Kejahatan tanpa korban (crime without victim)
Kejahatan ini tidak mengakibatkan penderitaan pada korban akibat tindak pidana orang lain. Contoh perbuatan berjudi, penyalahgunaan obat bius, mabuk-mabukan.Meskipun tidak membawa korban, perilaku-perilaku ini tetap dogolongkan sebagai perilaku menyimpang oleh masyarakat. Kejahatan seperti ini dapat mengorbankan orang lain apabila menyebabkan tindakan negatif lebih lanjut.
b.    Kejahatan terorganisasi (organized crime)
Pelaku kejahatan merupakan komplotan yang secara berkesinambungan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan uang atau kekuasaan dengan jalan menghindari hukum. Misalnya komplotan korupsi peminjaman uang dengan bunga tinggi (rentenir).Kejahatan terorganisasi yang melibatkan hubungan antarnegara disebut kejahatan terorganisasi transnasional.Contoh penjualan bayi ke luar negeri, jaringan narkoba internasional.
c.      Kejahatan kerah putih (white collar crime)
Kejahatan ini merupakan tipe kejahatan yang mengacu pada kejahatan yang dilakukan oleh orang terpandang atau orang yang berstatus tinggi dalam rangka pekerjaannya.Contoh, penghindaran pajak, penggelapan uang perusahaan oleh pemilik perusahaan, atau pejabat negara yang melakukan korupsi.

d.    Kejahatan korporat (corporate crime)
Kejahatan ini merupakan jenis kejahatan yang dilakukan atas nama organisasi dengan tujuan menaikkan keuntungan atau menekan kerugian. Misalnya, suatu perusahaan membuang limbah racun ke sungai dan mengakibatkan penduduk sekitar mengalami berbagai jenis penyakit.
2.     Penyimpangan Seksual
Penyimpangan seksual Adalah perilaku seksual yang tidak lazim dilakukan. Beberapa jenis penyimpangan seksual antara lain perzinahan, lesbianisme, homoseksual, kumpul kebo, sodomi, transvestitisme, sadisme, dan pedophilia.
3.  Pemakaian dan Pengedaran Obat Terlarang
Penyimpangan dalam bentuk pemakaian dan pengedaran obat terlarang merupakan bentuk penyimpangan dari nilai dan norma sosial maupun agama. Akibat negatifnya bukan hanya pada kesehatan fisik dan mental seseorang, tetapi lebih jauh pada eksistensi sebuah negara.contoh obat terlarang adalah narkotika (ganja, candu, putaw), psikotropika (estasy, amphetamine, magadon), dan alkohol.Penyalahgunaan obat-obat terlarang memang lebih banyak terjadi pada kaum remaja karena perkembangan emosi mereka yang belum stabil, cenderung ingin mencoba, kepribadian yang cenderung asosial (tidak mempertimbangkan orang lain.
Menurut Dr. Graham Baliance, kaum remaja lebih mudah terjerumus pada
4.     Penyimpangan Dalam Bentuk Gaya Hidup
Penyimpangan dalam bentuk gaya hidup yang lain dari biasanya antara lain sikap arogansi dan eksentrik. Sikap arogansi antara lain kesombongan terhadap sesuatu yang dimilikinya. Sikap eksentrik ialah perbuatan yang menyimpang dari biasanya sehingga dianggap aneh.

2.9     Pencegahan Perilaku Menyimpang
Salah satu cara untuk mencegah perilaku meyimpang adalah dengan penanggulangan sejak dini. Strategi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.     Penanganan di Lingkungan Sekolah
Salah satu penyebab anak usia sekolah nakal karena tidak memiliki sistem nilai sebagai pedoman dalam kehidupanya.
a.     Pendekatan Moral dan Hukum (PPKN)
PPKn merupakan bidang studi yang mengajarkan nilai, norma, dan moral kepada siswa, untuk itu guru PPKn memeliki kewajiban untuk ikut menyelesaikan masalah kenakalan remaja.
b.    Pendekatan melalui Bimbingan Konseling (BK)
Bimbingan konseling sangat berperan dalam menangani masalah siswa (remaja).Melaui BK diharapkan siswa mau menyampaikan masalah yang dihadapinya, karena BK memiliki keahlian khusus dalam bidang psikologi.
2.     Penanganan di lingkungan keluarga
Keluarga sebagai tempat pendidikan anak pertama harus lebih peka terhadap perkembangan perilaku anaknya, Menjaga hubungan baik antara orang tua dan anak, Memberi nasihat mana yang dianggap baik dan  benar, dan Harus saling keterbukaan antar anggota keluarga
3.     Penanganan Di Lingkungan Masyarakat (Bidang Sosial)
Kepedulian masyarakat terhadap masalah remaja perlu ditingkatkan. Hal    Ini bisa dilakukan dengan cara mengawasi kegiatan remaja dalam masyarakat.
Bab III
Penutup

3.1     Kesimpulan
Perilaku menyimpang adalah tindakan yang tidak sesuai dengan norma-norma dan nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Penyebab perilaku menyimpang,  yaitu, Ketidaksanggupan menyerap nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat, Proses belajar yang menyimpang, Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial, Akibat proses sosialisasi nilai-nilai subkebudayaan menyimpang, Akibat proses sosialisasi yang tidak sempurna, Desakan faktor ekonomi, dan sebagainya.
Perilaku menyimpang ada yang bersifat positif (yang dapat di terima masyarakat) dan bersifat negatif  (Yang tidak dapat diterima masyarakat) Terdapat berbagai jenis perilaku menyimpang yang terjadi selama ini. Perilaku menyimpang harus segera ditangani dengan cara Penanganan di Lingkungan Sekolah, Penanganan di lingkungan keluarga, dan Penanganan Di Lingkungan Masyarakat (Bidang Sosial).






3.2     Daftar Pustaka


2 komentar: